- · Definisi Thawaf
- · Dasar Hukum Thawaf
- · Keutamaan Thawaf
- · Tata Cara Thawaf
- · Kesalahan Yang Sering Terjadi Pada Saat Thawaf
- · Do’a Yang Dipanjatkan Pada Saat Thawaf
- · Hakekat Thawaf Dalam Kehidupan Kontekstual
A. DEFINISI THAWAF
Thawaf adalah
mengelilingi Ka’bah tujuh kali dengan arah ke kiri atau berlawanan dengan jarum
putaran jam. Thawaf dilakukan di Ka’bah yang dimulai di Hajar Aswad atau garis
yang sejajar dengan Hajar Aswad.
B. DASAR HUKUM THAWAF
وَلْيَطَّوَّفُوْا بِالْبَيْتِ الْعَتِيْقِ *
Artinya :
“Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah
tua itu (Baitullah)”. (QS. Al
Hajj : 29)
Thawaf dilaksanakan di Ka’bah
(Masjidil Haram) yang memiliki banyak keistimewaan seperti yang difirmankan
oleh Allah
:
اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِنَّاسِ
لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعلَمِيْنَ *
Artinya : “Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia, ialah Baitullah
di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia” (QS.
Ali Imran: 96).
وَاِذْجَعَلْنَاالْبَيْتِ مَثَابَةً
لِّلنَّاسِ وَاَمْنًا وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرَاهِيْمَ مُصَلَّى
وَعَهِدْنَا اِلى اِبْرَاهِيْمَ وَاِسْمعِيْلَ اَنْطَهِّرَ بَيْتِيَ لِلطّا
ئِفِيْنَ وَالْعكِفِيْنَ وَالرُّ كَّعِ اسُّجُوْدِ *
Artinya : “Dan
(ingatlah) ketika kami menjadikan Baitullah tempat berkumpul bagi manusia dan
tempat yang aman. Dan dijadikan sebagian maqom Ibrahim tempat sholat. Dan telah
kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, bersihkanlah rumah-Ku untuk
orang-orang yng thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud”. (QS.2:125).
Maqom Ibrahim
Baitullah
(Ka’bah = Masjidil Haram) adalah tempat kiblat umat Islam se dunia hal ini
merupakan ketentuan dari Allah agar kemanapun kita pergi selalu memalingkan
wajah kita ke Masjidil Haram (QS. 2: 194 dan QS. 22: 30).
Firman Allah :
فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَالْمَسْجِدِ
الْحَرَامِ وَحَيْثُ ماَكُنْتُمْ فَوَلُّوْ وُجُوْهَكُمْ شَطْرَه *
ِArtinya: “Palingkanlah mukamu ke
arah Masjidil Haram dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke
arahnya”. (QS. Al-Baqarah: 144).
Di dalamnya terdapat maqom Ibrahim yaitu tempat berdirinya Nabi
Ibrahim sewaktu merehabilitasi Ka’bah. Barangsiapa memasuki Baitullah, maka
amanlah dia. (QS. 3:97),
sesuai dengan do’a nabi Ibrahim Ya Allah
jadikanlah Mekkah ini negeri yang aman… (QS. 14: 35). Sehingga Mekkah
dijadikan oleh Allah tempat yang aman, meskipun manusia disekitarnya saling
rampok merampok (QS. 29: 67).
اَلَمْ يَرَوْا اَنَّا جَعَلْنَا
حَرَمًا امِنًا وَّيُتَخَطَّفُ النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ اَفَبِالْبَطِلِ يُؤْ
مِنُوْنَ وَبِنِعْمَةِ اللهِ يَكْفُرُوْنَ *
ِArtinya : “Apakah mereka tidak
memperhatikan kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman,
sedangkan manusia di sekitarnya rampok merampok. Maka (sesudah nyata kebenaran)
mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah” ?. (QS.
Al-Ankabut: 67).
Ka’bah
merupakan rumah suci sebagai pusat peribadatan dan urusan dunia bagi umat
manusia (QS. 5: 97). Orang yang berhak menguasai Masjidil Haram hanyalah orang
yang bertaqwa (QS. 8: 34). Orang yang memberi minuman bagi orang yang
mengerjakan haji dan mengurus Masjdidl Haram tidak lebih utama dari orang yang
berjihad di jalan Allah (QS. 9: 19). Bagi mereka yang sembahyang di Masjidil
Haram dengan siulan dan tepuk tangan akan dimurkai oleh Allah (QS. 8: 35),
sehingga sejak tahun 9 Hijriah, orang musyrik yang mempersekutukan Allah
dilarang mendekati Masjidil Haram (QS. 9: 28).
1.
Thawaf qudum yaitu thawaf sunah
yang dilakukan pertama kali ketika memasuki Mekkah, disebut juga thawaf selamat
datang.
2.
Thawaf ifadah yaitu thawaf
wajib dan merupakan rukun haji.
3.
Thawaf wada’ yaitu thawaf yang
dilakukan ketika hendak meninggalkan kota
Mekah (thawaf selamat tinggal). Thawaf ini merupakan salah satu wajib haji.
4.
Thawaf umrah yitu thawaf yang
dilakukan dalam rangkaian pelaksanaan ibadah umrah.
5.
Thawaf sunah yaitu thawaf yang
dilakukan kapan saja.
C. KEUTAMAAN THAWAF
- Dalam Ka’bah ada 120 rohmat terdiri dari 60 rohmat untuk yang melakukan thawaf, 40 rohmat untuk yang melakukan sholat dan 20 rohmat untuk yang melihat Ka’bah.
- Dapat merasakan suasana di Baitullah seperti di Arsy, maka kita bersenang-senang sebagai tamu Allah.
- Sholat 2 rokaat di akhir thawaf pahalanya sama dengan memerdekakan budak dari Bani Ismail.
- Thawaf wada’ akan membuat kita diampuni dosa-dosa kita yang telah lewat dan pahalanya sama dengan memerdekakan budak.
- Pada saat kita melaksanakan thawaf dan berbicara akan dinilai sebuah kebaikan dan Malaikat akan berdo’a sama dengan do’a thawaf sehingga kita akan diangkat 10 tingkat kebaikan.
- Pada saat berhadapan dengan Hajar Aswad sama dengan berhadapan dengan Allah.
- Bila kita dapat melaksanakan thawaf sunah 50 kali maka diampuni semua dosa kita seperti bayi yang baru lahir.
D. TATACARA PELAKSANAAN THAWAF
Urutan-urutan pelaksanaan thawaf sbb:
1. Setelah memasuki Masjidil Haram, kita
berwudlu terlebih dahulu dan menuju ke sudut hajar Aswad.
2. Thawaf dimulai dari Hajar Aswad dengan
mencium atau mengusapnya, namun jika tidak mampu cukup memberi isyarat dengan
tangan, lalu berjalan Mengelilingi ka’bah tujuh kali. Putaran ke 1, 2 dan 3 berjalan cepat, dan putaran
ke 4, 5, 6 dan ke 7 berjalan biasa.
3. Setelah sampai di rukun Yamani, maka
memberi isyarat dengan tangan dan bila mampu mengusapnya.
4. Setelah selesai 7 putaran, maka dikahiri
dengan sholat sunah 2 rokaat di belakang maqam Ibrahim.
Pada saat akan memasuki Masjidil Harom, kaki kanan
didahulukan sambil berdo’a:
بِسْمِ اللهِ وَالسَّلاَمُ عَلَى
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَللهُمَّ اغْفِرلِى ذُنُوْبِى
وَافْتَحْ لِىاَبْوَابَ رَحْمَتِكَ *
Artinya : “Dengan nama Allah, semoga keselamatan
dilimpahkan kepada rosulullah saw. Ya Allah berilah ampunan bagi kami serta
bukakanlah bagi kami pintu rahmat-Mu ”(HR. Tirmidzi).
Setelah memasuki Masjidil Haram, sewaktu melihat
Ka’bah kita berdo’a:
اَللهُمَّ
زِدْ بَيْتَكَ هذَا تَشْرِيْفًا وَتَعْظِيْمًا وَتَكْرِيْمًا وَبِرًّا وَمَهَابَةً
*
Artinya : “Ya Allah, limpahkanlah pada Baitullah ini,
kemuliaan, keagungan, kemuliaan, kebaikan dan kewibawaan”.(HR. Thabrani).
Setelah selesai mendengar suara adzan kita berdo’a:
اَللهُمَّ رَبَّ هذِهِ الدَّعْوَةِ
التَّامَّةِ وَالصَّلاَةِ القَا ئِمَةِ اتِ مُحَمَّدًانِ
الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ وَابْعَثْهُ الْمَقَامَ الْمَحْمُوْدَ الَّذِيْ
وَعَدْتَهُ *
Artinya : “Ya Allah, Tuhannya seruan adzan yang sempurna
dan sholat yang ditegakkan ini, berilah wasilah dan fadilah kepada Nabi
Muhammad, dan bangkitkanlah beliau pada tempat yang terpuji sebagaimana yang
telah engkau janjikan”. (HR.
Nasai).
E. BEBERAPA KESALAHAN DALAM MELAKUKAN
THAWAF
·
Memulai thawaf sebelum Hajar
Aswad, seharusnya dimulai di Hajar
Aswad (di garis coklat, lurusan hajar
aswad).
·
Thawaf Hijir Ismail, karena
Hijir Ismail hanya sebagian dari Ka’bah, maka thawafnya tidak sah.
·
Mengusap badan Ka’bah dengan
tujuan tertentu dan mencium seluruh pojok Ka’bah. Yang boleh dicium hanya Hajar
aswad.
F.
DO’A YANG DIPANJATKAN PADA SAAT THAWAF
Do’a dari Hajar Aswad sampai Rukun Yaman,
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُللهِ وَلاَ
اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ *
Artinya: “Maha
suci Allah, segala puji hanyalah bagi Allah, dan tidak ada Tuhan kecuali Allah,
dan Allah Maha Besar. Tidak ada upaya dan kekuatan kecuali dengan Allah”. (HR. Ibnu Majah). Setiap kali sampai atau
lurus dengan Hajar aswad disunatkan mencium, kalau tidak bisa (karena banyaknya
orang) cukup isyarat dengan tangan sambil mengucap “Allahu Akbar”.
Do’a dari rukun Yaman sampai Hajar Aswad.
أَللهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ الْعَفْوَ
وَالْعَفِيَةَ فِىالدُّنْيَا وَاْلاخِرَةِ رَبَّنَا اتِنَا فِىالدُّنْيَاحَسَنَةً
وَفِىاْلاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ *
Artinya: Ya
Allah kami memohon kepada-Mu pengampunan dan kesehatan di dunia dan di akherat.
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan diakherat serta
selamatkanlah kami dari azab neraka”. (HR. Ibnu Majah).
Kemudian menuju ke belakang maqam Ibrahim sambil membaca.
أَعُوْذُ
بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم ِ- بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
وَاتَّخِذُوْا مِنْ
مَقاَمِ
اِبِرَاهِيْمَ مُصَلَّى *
ِArtinya :”Aku
berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang diranjam, dengan nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dan jadikanlah Maqom Ibrahim sebagai
tempat sholat”. (HR. Ibnu Majah).
.
Thawaf diakhiri dengan shalat sunah 2 rakaat dibelakang
maqom Ibrahim. Shalat disunahkan untuk rokaat pertama membaca surat Al-Fatihah
dan Al-Kafirun dan rokaat ke dua Al-fatihah dan Al-Ikhlas. Setelah salam
membaca do’a:
اَللهُمَّ هذَا بَلَدُكَ
وَالْمَسْجِدُالْحَرامُ وَبَيْتُكَ الْحَرَامُ وَاَنَاعَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ
ابْنُ اَمَتِكَ اتَيْتُكَ بِذُنُوْبٍ كَثِيْرَةٍ وَخَطَايَا جَمَّةٍ وَاَعْمَالٍ
سَيِّئَةٍ وَهذَا مَقَامُ الْعَا
ئِذِ بِكَ مِنَ النَّارِ فَاغفِرلِيْ
وَارُحَمْنِيْ اِنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ اَللهُمَّ اِنَّكَ دَعَوْتَ
عِِبَادَكَ اِلَى بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَقَدْ جِئْتُ طَالِبًا رَحْمَتَكَ
مُبْتَغِيًا
مَرْضَاتَكَ وَاَنْتَ مَنَنْتَ عَلَيَّ
بِذَالِكَ فَاغْفِرْلِيْ وَارْحَمْنِيْ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْئٍ قَدِيْرٌ *
Artinya : “Ya Allah ini
(Mekah) negeri- Mu dan Masjid Haram,
rumah- Mu yang mulia dan aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu yang laki-laki dan
anak hamba-Mu yang perempuan, aku datang kepada-Mu dengan (membawa) dosa-dosa yang banyak dan kesalahan-kesalahan yang
banyak dan amalan-amalan yang jelek dan ini adalah tempat berdirinya orang yang
berlindung kepada-Mu dari neraka. Maka ampunilah dan kasihanilah aku,
sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, ya Allah sesungguhnya
Engkau memanggil hamba-hamba-Mu ke Baitul Harom dan sesungguhnya aku telah
datang mencari rahmat-Mu dan mencari ridlo-Mu dan Engkau mengkaruniai kepadaku
dengan itu maka ampunilah aku dan kasihanilah aku, sesungguhnya Engkau berkuasa
atas segala sesuatu”. (HR. Al-Dailamy).
Selesai melaksanakan thawaf disunahkan minum air zam-zam. Dengan
berdo’a:
اَللهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ عِلْمًا
نَافِعًاوَرِزْقًا وَاسِعًا وَسِفَاءً مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَسَقَمٍ بِرَحْمَتِكَ
يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ *
Artinya : “Ya Allah, aku memohon
kepada-Mu, ilmu yang bermanfaat, rejeki yang luas dan kesembuhan dari tiap penyakit dengan rahmat-Mu. Ya Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang”. (HR.
Hakam) .
Apabila ibadah kita di
Masjidil Haram sudah selesai, maka pada saat keluar dari Masjidil Haram
disunahkan untuk membaca do’a:
بِسْمِ اللهِ والسَّلاَمُ عَلَى
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَللهُمَّ اغْفِرلِى ذُنُوْبِى
وَافْتَحْ لِىاَبْوَابَ فَضْلِكَ *
Artinya : “Dengan nama Allah,
semoga keselamatan dilimpahkan kepada Rasulullah saw. Ya Allah berilah ampunan
bagi kami serta bukakanlah bagi kami pintu keutamaan-Mu”. (HR. Tirmidzi).
G. HAKEKAT THAWAF DALAM KEHIDUPAN KONTEKSTUAL
Ka’bah dalam
kehidupan kaum muslimin dalam sholatnya adalah pusat eksistensi, keyakinan,
cinta dan kehidupannya, ke arah Ka’bah inilah kaum muslimin yang sedang
menemui ajal dihadapkan dan kaum muslimin yang meninggal dikuburkan. Namun
Ka’bah sebuah bangunan persegi dan kosong. Tak ada apa-apa. itulah pusat agama,
shalat, cinta, kehidupan kematian kita ?. Kekosongan ini sebagai petunjuk arah
Ka’bah adalah rumah Allah dan rumah seluruh umat manusia yang telah dapat
melepaskan diri dari belenggu dirinya sendiri menghadap kepada Allah. Sebagai
sebuah kubus, Ka’bah memiliki 4 sisi yang menghadap segala arah, sedangkan keseluruhan sisinya melambangkan ketiadaan
arah, sesuai dengan firman-Nya:
وَِللهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ
فَأَيْنَمَا تُوَلُّوْا فَثَمَّ وَجْهُ اللهِ اِنَّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ *
Artinya : “Timur dan barat adalah
kepunyaan Allah kemanapun engkau menghadap engkau menghadap Allah” . (QS. 2: 115).
Pada saat thawaf, Ka’bah dikelilingi lautan manusia dalam keadaan penuh haru.
Ia bagai matahari yang merupakan pusat tata surya. Lautan manusia Mengelilingi
ka’bah dalam gerakan sirkuler. Ka’bah melambangkan konsistensi dan keabadian
Allah, sedangkan manusia yang berbondong-bondong bergerak mengelilinginya
melambangkan aktivitas dan transisi makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang terjadi
secara terus menerus. Selama thawaf kita terus bergerak seolah dilakukan oleh
satu unit manusia, karena di dalamnya tidak ada identifikasi individual, kita
tidak dapat membedakan lelaki dan perempuan serta kulit hitam dan kulit putih.
Inilah transformasi seorang manusia menjadi totalitas umat manusia. Semua “aku”
bersatu menjadi “kita”, yang merupakan “ummah” yang bertujuan menghampiri
Allah. Ketika melakukan thawaf, kita harus mencebur dan hilang ditengah orang
ramai, terbenam dan hanyut dalam gelora manusia yang gegap gempita bergerak
mengelilingi Ka’bah. Semua mengenakan pakaian dengan pola dan warna yang sama
(serba putih, tidak ada perbedaan dan kelebihan pribadi, yang terlihat hanyalah
totalitas dan universal umat manusia. Gerakan thawaf yang abadi ini diatur oleh
sebuah disiplin yang sangat akurat dan gerakan ini mencerminkan keteraturan
alam semesta.
Thawaf dimulai dari Hajar Aswad (batu hitam), yang melambangkan
tangan kanan Allah. Di batu hitam ini kita memilih jalan, tujuan dan masa depan
dengan menjabat tangan Allah sesuai dengan firman-Nya.
يَدُ اللهِ فَوْقَ
اَيْدِيْهِْم *
Artinya : “ Tangan Allah berada di atas tangan
mereka”. (QS.10:48). Kemudian memasuki orbit
bersama orang banyak bergerak dan tidak berhenti, ketika berada ditengah
desakan orang banyak menghimpit tubuh kita, seolah kita memperoleh kehidupan
yang baru dan kini kita menjadi bagian dari orang ramai tersebut. Tujuan kita
menemui Allah, namun kenyataannya kita sibuk berdesak-desakan dengan orang
banyak, Allah memerintahkan kita bergabung dengan orang ramai melakukan thawaf
sambil berdesak-desakan dengan orang banyak dan Ka’bah sebagai titik pusat
orbit kita. Ini semua melambangkan Allah dan posisi kita adalah berserah diri
seperti yang dicontohkan oleh Hajar dengan kepasrahannya yang mutlak kepada
Allah karena cintanya kepada Allah, ia hidup di sebuah lembah, tanpa air, tanpa
tempat berteduh, tanpa teman, namun ternyata cintanya dapat menggantikan semua
kebutuhan itu.
Setelah tujuh kali mengelilingi Ka’bah yang
mengambarkan lapisan tujuh langit, maka kita akan melakukan shalat 2 rakaat di
maqam Ibrahim. Maqam Ibrahim adalah sebuah batu dimana terdapat jejak kakinya
saat spiritualutas tertinggi yaitu berada di sisi Allah, di dalam rumah-Nya,
dai atas jalan-Nya da menjadi anggotan keluarga-Nya. Kita telah meninggalkan eksistensi fana yang
berpusar pada diri kita sendiri untuk menjalankan eksistensi abadi umat manusia
pada orbit Allah. Kini kita adalah seorang Ibrahim. Ibrahim yang menghindari
godaan syetan yang berbisik-bisik memberi saran buruk di hati manusia, sesuai
dengan firman-Nya.
الَّذِى يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ
النَّاسِ *
Artinya :
“Yang berbisik-bisik ke dalam hati manusia”. (QS. Annas:5). Di maqam Ibrahim, kita berada di rumah Allah
dan kota yang aman sejahtera, maka kita berkewajiban untuk membuat negeri kita
aman seperti Tanah Haram, hidup kita seperti dalam keadaan ihram terus menerus,
memuat dunia sebagai masjid yang aman kerena dunia ini adalah Masjid Allah.
TATA CARA SYA'I KLIK DISINI
TATA CARA SYA'I KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar